Evaluasi Keberlanjutan Program Hutan Kota dalam Pengembangan Perkotaan

Bayangin kotamu jadi hutan beton yang panas dan sumpek. Gak asik kan? Nah, program hutan kota hadir buat nge-refresh suasana dan bikin kotamu lebih hidup! Tapi, gimana sih cara nge-cek apakah program hutan kota ini beneran bermanfaat dan sustainable? Itulah yang kita bahas dalam ‘Evaluasi Keberlanjutan Program Hutan Kota dalam Pengembangan Perkotaan’.

Kita bakal ngebahas konsep hutan kota, tujuannya, dan aspek keberlanjutan yang perlu dipertimbangkan. Metode evaluasi, tantangan yang dihadapi, dan solusi konkret juga akan dibahas. Siap-siap deh buat menyelami dunia hijau di tengah kota yang penuh beton!

Pengertian dan Tujuan Hutan Kota

Bayangin, kotamu dipenuhi gedung-gedung tinggi dan beton. Udara panas, polusi makin parah, dan rasanya kayak hidup di neraka. Tapi, ada solusi bro! Hutan kota, yaitu taman kota yang luas, hijau, dan asri. Kayak oasis di tengah gurun beton, ngasih kesegaran dan bikin kota lebih sejuk.

Ini penting banget buat masa depan kota yang makin padat.

Konsep Hutan Kota dalam Pengembangan Perkotaan

Hutan kota, basically, adalah area hijau di dalam kota yang dirancang buat ngasih manfaat ekologis, sosial, dan ekonomi. Gak cuma sekedar taman biasa, hutan kota punya fungsi yang lebih kompleks, seperti:

  • Menyerap polusi udara dan karbon dioksida, ngebantu atasi pemanasan global.
  • Menurunkan suhu kota, ngasih efek sejuk dan nyaman buat warga.
  • Melindungi keanekaragaman hayati, ngasih tempat tinggal buat berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
  • Menyerap air hujan, ngurangin risiko banjir di kota.
  • Ngasih ruang terbuka hijau buat warga kota, tempat buat santai, olahraga, dan bersosialisasi.

Tujuan Pengembangan Hutan Kota

Hutan kota, bukan cuma buat estetika, bro! Ini punya tujuan yang lebih besar, yaitu:

  • Meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kota, ngasih udara bersih dan suasana yang lebih nyaman.
  • Menciptakan ruang terbuka hijau yang bermanfaat buat kesehatan fisik dan mental warga.
  • Meningkatkan nilai estetika kota, ngasih suasana yang lebih indah dan menarik.
  • Mendorong ekonomi lokal, ngasih lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai properti di sekitar hutan kota.
  • Meningkatkan kualitas hidup warga kota, ngasih kesempatan buat bersosialisasi, rekreasi, dan menikmati alam.

Contoh Program Hutan Kota di Indonesia

Di Indonesia, udah banyak program hutan kota yang berjalan, contohnya:

  • Hutan Kota di Jakarta: Program ini bertujuan ngebuat Jakarta lebih hijau dan sejuk, ngurangin polusi udara, dan ngasih ruang terbuka hijau buat warga.
  • Taman Hutan Raya (Tahura) di Bandung: Tahura ini ngasih tempat buat penelitian, edukasi, dan rekreasi, sekaligus ngelindungi keanekaragaman hayati di Bandung.
  • Hutan Kota di Surabaya: Program ini ngasih ruang terbuka hijau buat warga Surabaya, ngurangin polusi udara, dan ngebantu mengatasi banjir.

Aspek Keberlanjutan Program Hutan Kota: Evaluasi Keberlanjutan Program Hutan Kota Dalam Pengembangan Perkotaan

Evaluasi Keberlanjutan Program Hutan Kota dalam Pengembangan Perkotaan

Program hutan kota bukan sekadar menanam pohon, bro. Biar keren dan tahan lama, program ini harus di- evaluatesecara serius, dari segi ekologi, sosial, dan ekonomi. Kayak gini, kalau cuma menanam pohon tanpa pertimbangan yang matang, bisa-bisa program ini jadi flopdan malah bikin lingkungan tambah parah.

Jadi, penting banget untuk ngerti aspek keberlanjutan dalam program hutan kota.

Identifikasi Aspek Keberlanjutan

Gimana caranya program hutan kota ini bisa dibilang sustainablealias berkelanjutan? Nah, kita harus perhatiin beberapa aspek penting, nih. Bayangin, program hutan kota ini kayak gameyang butuh upgradeterus biar gak stuckdi level awal. Aspek keberlanjutan ini ibarat power-upyang bikin program hutan kota makin strongdan impactful.

  • Ekologi:Kayak leveldi game, ekologi ini harus terus naik, bro. Ini tentang gimana program hutan kota bisa ngebantu memperbaiki kualitas lingkungan, ngejaga keanekaragaman hayati, dan ngatur siklus air dengan baik.
  • Sosial:Program hutan kota harus bisa connectdengan warga, bro. Ini tentang gimana program ini bisa ngebantu meningkatkan kualitas hidup warga, ngebuat tempat yang lebih nyaman, dan ngebantu warga lebih peduli sama lingkungan.
  • Ekonomi:Program hutan kota juga harus profitable, bro. Ini tentang gimana program ini bisa ngebantu meningkatkan perekonomian warga, ngebuat lapangan kerja baru, dan ngebantu menaikkan nilai properti di sekitar hutan kota.

Indikator Keberlanjutan

Buat ngukur keberlanjutan program hutan kota, kita butuh indikator yang jelas, bro. Kayak achievementdi game, indikator ini ngebantu kita ngeliat sejauh mana program ini berhasil. Indikator ini dibagi jadi tiga kategori, yaitu ekologi, sosial, dan ekonomi.

Aspek Indikator Cara Mengukur
Ekologi Peningkatan kualitas udara Mengukur kadar CO2, O2, dan polutan lainnya di udara
Peningkatan kualitas air Mengukur kadar polutan dan parameter kualitas air di sungai atau danau
Peningkatan keanekaragaman hayati Melakukan inventarisasi jenis tumbuhan dan hewan di hutan kota
Sosial Peningkatan akses ruang terbuka hijau Mengukur jumlah ruang terbuka hijau per kapita di wilayah tersebut
Peningkatan partisipasi masyarakat Melakukan survei kepuasan masyarakat terhadap program hutan kota
Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan Mengukur tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang lingkungan melalui survei
Ekonomi Peningkatan nilai properti di sekitar hutan kota Membandingkan harga properti di sekitar hutan kota dengan properti di wilayah lain
Peningkatan pendapatan masyarakat Mengukur pendapatan masyarakat yang terlibat dalam program hutan kota
Peningkatan lapangan kerja Mengukur jumlah lapangan kerja yang tercipta akibat program hutan kota

Cara Mengukur dan Memantau Indikator

Nggak cukup cuma ngukur indikator, bro. Kita juga harus memantau perkembangannya secara berkala, kayak nge- check progressdi game. Gimana caranya? Nih beberapa metode yang bisa kamu pake:

  • Monitoring lapangan:Kayak nge- exploremap di game, kita harus sering-sering ke lapangan buat ngecek langsung kondisi hutan kota. Kita bisa nge- checkkesehatan pohon, ngeliat jumlah spesies hewan, dan nge- surveywarga sekitar.
  • Survei dan kuesioner:Kayak nge- surveydi game, kita bisa nge- surveywarga buat ngecek kepuasan mereka terhadap program hutan kota. Kita juga bisa nge- sharekuesioner buat ngukur tingkat pengetahuan dan kesadaran mereka tentang lingkungan.
  • Analisis data:Kayak nge- checkstatistik di game, kita bisa ngumpulin data dari monitoring lapangan dan survei, terus dianalisis buat ngeliat perkembangan program hutan kota.

Metode Evaluasi Keberlanjutan

Evaluasi keberlanjutan program hutan kota merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa program tersebut mencapai tujuannya dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Untuk menilai keberlanjutan program, kita perlu menggunakan metode yang tepat untuk mengukur dampak dan efektivitas program.

Metode Evaluasi Keberlanjutan

Ada beberapa metode evaluasi yang dapat digunakan untuk menilai keberlanjutan program hutan kota. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  • Metode Kuantitatif: Metode ini menggunakan data numerik untuk mengukur keberlanjutan program. Contohnya, mengukur perubahan jumlah pohon, luas area hutan kota, kualitas udara, dan tingkat kepuasan masyarakat.
  • Metode Kualitatif: Metode ini menggunakan data non-numerik, seperti observasi, wawancara, dan studi kasus, untuk memahami persepsi masyarakat, nilai-nilai budaya, dan dampak sosial dari program hutan kota.
  • Metode Campuran: Metode ini menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keberlanjutan program.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Evaluasi

Setiap metode evaluasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah tabel yang menunjukkan kelebihan dan kekurangan setiap metode:

Metode Kelebihan Kekurangan
Metode Kuantitatif Objektif, terukur, dan dapat diulang. Tidak dapat menangkap aspek kualitatif dari keberlanjutan.
Metode Kualitatif Dapat menangkap aspek kualitatif dari keberlanjutan. Subjektif dan sulit untuk digeneralisasikan.
Metode Campuran Dapat menangkap aspek kuantitatif dan kualitatif dari keberlanjutan. Membutuhkan waktu dan sumber daya yang lebih banyak.

Kriteria Pemilihan Metode Evaluasi

Pemilihan metode evaluasi yang tepat tergantung pada tujuan dan konteks program hutan kota. Berikut adalah beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan:

  • Tujuan Evaluasi: Apakah tujuan evaluasi adalah untuk mengukur dampak lingkungan, sosial, atau ekonomi?
  • Sumber Daya: Berapa banyak waktu, dana, dan tenaga yang tersedia untuk evaluasi?
  • Ketersediaan Data: Apakah data yang dibutuhkan untuk evaluasi tersedia?
  • Jenis Program: Apakah program hutan kota berfokus pada aspek lingkungan, sosial, atau ekonomi?

Contoh Penerapan Metode Evaluasi

Sebagai contoh, program hutan kota di Jakarta, Indonesia, menggunakan metode campuran untuk menilai keberlanjutan program. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur perubahan jumlah pohon, luas area hutan kota, dan kualitas udara. Metode kualitatif digunakan untuk memahami persepsi masyarakat tentang manfaat program dan tingkat kepuasan masyarakat.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi

Membangun hutan kota yang berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang perlu diatasi, mulai dari kurangnya sumber daya hingga kurangnya kesadaran masyarakat. Namun, dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang kuat, kita bisa mengatasi tantangan ini dan mewujudkan mimpi kita tentang kota yang hijau dan lestari.

Keterbatasan Sumber Daya

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun hutan kota adalah keterbatasan sumber daya. Ini termasuk kurangnya dana, lahan, dan tenaga ahli.

  • Kurangnya dana bisa menjadi penghambat utama dalam membangun dan memelihara hutan kota. Proyek yang membutuhkan dana besar mungkin sulit untuk dijalankan, terutama di kota-kota dengan anggaran terbatas.
  • Lahan yang tersedia untuk membangun hutan kota juga terbatas. Kota-kota yang padat penduduk dan berkembang pesat sering kali mengalami kesulitan dalam mencari lahan yang cukup untuk membangun hutan kota.
  • Kurangnya tenaga ahli dalam bidang kehutanan dan perencanaan kota juga menjadi kendala. Membangun hutan kota membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang tidak selalu tersedia.

Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan strategi yang kreatif dan inovatif.

  • Salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah mencari sumber pendanaan alternatif, seperti investasi swasta, donasi, dan program CSR.
  • Selain itu, bisa dilakukan optimalisasi penggunaan lahan yang ada. Misalnya, dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar jalan raya atau di area publik untuk membangun taman vertikal atau taman atap.
  • Peningkatan kapasitas tenaga ahli bisa dilakukan melalui program pelatihan dan magang.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Tantangan lainnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan kota.

  • Masyarakat mungkin tidak memahami manfaat hutan kota, seperti penyerapan karbon, pengurangan polusi udara, dan peningkatan kualitas hidup.
  • Mereka juga mungkin tidak sadar akan peran mereka dalam menjaga kelestarian hutan kota.

Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan upaya edukasi dan kampanye yang masif.

  • Program edukasi bisa dilakukan melalui sekolah, komunitas, dan media massa.
  • Kampanye bisa dilakukan melalui kegiatan penanaman pohon, lomba foto, dan pameran.

Perubahan Iklim

Perubahan iklim juga menjadi tantangan besar dalam membangun hutan kota.

  • Suhu udara yang semakin panas, curah hujan yang tidak menentu, dan peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan dapat mengancam kelestarian hutan kota.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan strategi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

  • Pemilihan jenis tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim, seperti tanaman yang tahan kekeringan dan banjir, bisa menjadi solusi.
  • Penggunaan sistem irigasi yang efisien juga penting untuk menghemat air dan menjaga kelembapan tanah.
  • Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, seperti dengan mendorong penggunaan transportasi umum dan energi terbarukan.

Peran Stakeholder

Peran stakeholder sangat penting dalam membangun dan memelihara hutan kota yang berkelanjutan.

  • Pemerintah memiliki peran penting dalam menyediakan kebijakan dan regulasi yang mendukung pembangunan hutan kota.
  • Swasta bisa berperan dalam pendanaan, pembangunan, dan pengelolaan hutan kota.
  • Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian hutan kota, seperti dengan melakukan kegiatan penanaman pohon, membersihkan sampah, dan melaporkan kerusakan hutan kota.
  • Lembaga swadaya masyarakat (LSM) bisa berperan dalam edukasi, advokasi, dan monitoring pembangunan hutan kota.

Kolaborasi antara stakeholder menjadi kunci keberhasilan dalam membangun hutan kota yang berkelanjutan.

Rekomendasi dan Saran

Program hutan kota punya potensi besar untuk bikin kota lebih asik dan seger, tapi butuh strategi jitu biar makin mantap. Gimana caranya supaya program ini makin kece dan nge-hits di masyarakat? Simak rekomendasi dan saran berikut!

Rekomendasi untuk Meningkatkan Keberlanjutan Program Hutan Kota

Buat program hutan kota yang awet dan nge-hits, kita butuh strategi yang tepat. Berikut ini beberapa rekomendasi yang bisa di-apply:

    • Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Hutan Kota:Supaya program hutan kota makin kece, penting banget buat nambahin jumlah pohon dan ngejaga kualitasnya. Kita bisa ngelakuin ini dengan cara:
      • Nge-upgrade jenis pohon:Pilih jenis pohon yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah di kota, tahan banting, dan punya manfaat yang banyak buat lingkungan.Contohnya, pohon trembesi, mahoni, atau sengon.
      • Nge-upgrade sistem irigasi:Sistem irigasi yang canggih dan efisien bisa ngebantu pohon tumbuh sehat dan subur, bahkan di tengah panasnya kota.
      • Nge-upgrade perawatan:Penting banget buat ngejaga kebersihan dan kesehatan hutan kota dengan rutin ngelakuin pemangkasan, pemupukan, dan pembersihan.
    • Pengembangan Infrastruktur Pendukung:Infrastruktur yang mendukung bisa ngebantu masyarakat menikmati hutan kota dengan nyaman dan aman. Contohnya:
      • Jalur pejalan kaki:Jalur pejalan kaki yang lebar dan nyaman bisa nge-boost kegiatan olahraga dan rekreasi di hutan kota.
      • Tempat duduk dan shelter:Tempat duduk dan shelter yang memadai nge-boost kenyamanan pengunjung dan nge-support kegiatan di hutan kota.
      • Fasilitas umum:Fasilitas umum seperti toilet, tempat sampah, dan air minum nge-boost kebersihan dan kenyamanan hutan kota.
    • Pengembangan Program Edukasi dan Rekreasi:Program edukasi dan rekreasi yang seru dan informatif bisa nge-boost kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan kota dan nge-boost partisipasi mereka. Contohnya:
      • Tur edukasi:Tur edukasi tentang keanekaragaman hayati, manfaat pohon, dan pentingnya menjaga lingkungan.
      • Workshop dan seminar:Workshop dan seminar tentang cara ngerawat pohon, teknik berkebun, dan pemanfaatan produk hutan kota.
      • Festival dan event:Festival dan event yang nge-highlight hutan kota, contohnya lomba foto, pameran hasil kerajinan dari kayu, dan konser musik.
    • Pengembangan Model Bisnis Berkelanjutan:Model bisnis yang nge-boost sustainability program hutan kota dan nge-support pengelolaannya. Contohnya:
      • Pemanfaatan hasil hutan kota:Pemanfaatan kayu, buah, atau daun dari pohon di hutan kota untuk produksi kerajinan, makanan, atau obat-obatan.
      • Kemitraan dengan swasta:Kemitraan dengan perusahaan swasta untuk nge-support program hutan kota dengan cara donasi, CSR, atau program adopsi pohon.
      • Pengembangan wisata alam:Pengembangan wisata alam di hutan kota yang nge-boost pendapatan dan nge-support pengelolaan hutan kota.
    • Evaluasi dan Monitoring Berkelanjutan:Evaluasi dan monitoring yang rutin ngebantu kita nge-track kemajuan program hutan kota dan nge-adjust strategi agar makin efektif. Contohnya:
      • Monitoring kondisi pohon:Monitoring kesehatan, pertumbuhan, dan tingkat kerusakan pohon.
      • Survei kepuasan pengunjung:Survei kepuasan pengunjung untuk nge-track efektivitas program dan nge-improve kualitas layanan.
      • Analisis dampak lingkungan:Analisis dampak lingkungan hutan kota terhadap kualitas udara, suhu, dan keanekaragaman hayati.

Saran untuk Meningkatkan Keterlibatan Masyarakat dalam Program Hutan Kota

Keterlibatan masyarakat adalah kunci sukses program hutan kota. Berikut ini beberapa saran yang bisa di-apply:

      • Sosialisasi dan Edukasi:Sosialisasi dan edukasi yang efektif bisa nge-boost kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan kota dan nge-boost partisipasi mereka. Contohnya:
        • Kampanye media sosial:Kampanye media sosial yang kreatif dan menarik bisa nge-boost awareness dan partisipasi masyarakat.
        • Pameran dan workshop:Pameran dan workshop tentang manfaat hutan kota, cara ngerawat pohon, dan teknik berkebun.
        • Libatkan tokoh masyarakat:Libatkan tokoh masyarakat dan influencer untuk nge-promote program hutan kota dan nge-boost partisipasi masyarakat.
      • Pengembangan Program Partisipatif:Program partisipatif yang nge-boost rasa memiliki masyarakat terhadap hutan kota dan nge-boost partisipasi mereka. Contohnya:
        • Program adopsi pohon:Program adopsi pohon yang nge-boost rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pohon yang mereka adopsi.
        • Kelompok relawan:Kelompok relawan yang nge-support kegiatan di hutan kota, contohnya membersihkan sampah, ngerawat pohon, atau nge-guide pengunjung.
        • Forum diskusi:Forum diskusi untuk nge-gather masukan dan saran dari masyarakat tentang program hutan kota.
      • Pengembangan Platform Digital:Platform digital yang nge-boost komunikasi dan kolaborasi antara pengelola program hutan kota dan masyarakat. Contohnya:
        • Website dan aplikasi:Website dan aplikasi yang nge-provide informasi tentang program hutan kota, jadwal kegiatan, dan cara nge-volunteer.
        • Media sosial:Media sosial yang nge-boost interaksi antara pengelola program hutan kota dan masyarakat, contohnya nge-share informasi, nge-update kegiatan, dan nge-jawab pertanyaan.
        • Group chat:Group chat di aplikasi pesan instan untuk nge-facilitate komunikasi dan kolaborasi antar relawan dan pengelola program hutan kota.

Strategi Komunikasi dan Edukasi untuk Membangun Kesadaran Masyarakat tentang Pentingnya Hutan Kota, Evaluasi Keberlanjutan Program Hutan Kota dalam Pengembangan Perkotaan

Buat masyarakat makin aware tentang pentingnya hutan kota, kita butuh strategi komunikasi dan edukasi yang jitu. Berikut ini beberapa strategi yang bisa di-apply:

        • Komunikasi yang Menarik dan Relevan:Komunikasi yang nge-boost rasa penasaran dan nge-relate dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Contohnya:
          • Visual yang menarik:Visual yang menarik, seperti foto, video, dan infografis, bisa nge-boost daya tarik komunikasi.
          • Bahasa yang mudah dipahami:Bahasa yang mudah dipahami dan nge-relate dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
          • Narasi yang inspiratif:Narasi yang inspiratif dan nge-highlight manfaat hutan kota bagi masyarakat.
        • Pemanfaatan Media yang Tepat:Pemanfaatan media yang nge-reach target audience dan nge-boost efektivitas komunikasi. Contohnya:
          • Media sosial:Media sosial yang nge-boost jangkauan dan interaksi dengan masyarakat.
          • Media cetak:Media cetak seperti koran dan majalah bisa nge-boost kredibilitas dan jangkauan komunikasi.
          • Media elektronik:Media elektronik seperti televisi dan radio bisa nge-boost jangkauan dan daya tarik komunikasi.
        • Pengembangan Program Edukasi yang Interaktif:Program edukasi yang nge-boost partisipasi dan interaksi masyarakat. Contohnya:
          • Workshop dan seminar:Workshop dan seminar yang nge-provide informasi tentang manfaat hutan kota, cara ngerawat pohon, dan teknik berkebun.
          • Tur edukasi:Tur edukasi di hutan kota yang nge-highlight keanekaragaman hayati, manfaat pohon, dan pentingnya menjaga lingkungan.
          • Games dan kuis:Games dan kuis yang nge-boost interaksi dan pembelajaran tentang hutan kota.
        • Pengembangan Platform Digital:Platform digital yang nge-boost akses informasi dan interaksi masyarakat tentang hutan kota. Contohnya:
          • Website:Website yang nge-provide informasi tentang program hutan kota, jadwal kegiatan, dan cara nge-volunteer.
          • Aplikasi:Aplikasi yang nge-provide informasi tentang hutan kota, peta lokasi, dan tips ngerawat pohon.
          • Media sosial:Media sosial yang nge-boost interaksi antara pengelola program hutan kota dan masyarakat.

Penutup

Program hutan kota ini gak cuma ngasih manfaat ekologis, tapi juga sosial dan ekonomi. Dengan evaluasi yang tepat, kita bisa memastikan bahwa program ini berjalan sesuai harapan dan bisa di-upgrade terus buat masa depan yang lebih hijau. Jadi, yuk kita sama-sama dukung program ini dan bikin kota kita jadi lebih asri dan nyaman!

FAQ dan Solusi

Kenapa evaluasi program hutan kota penting?

Evaluasi penting untuk memastikan program berjalan sesuai tujuan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi lingkungan dan masyarakat.

Apa saja contoh program hutan kota di Indonesia?

Ada banyak, contohnya Hutan Kota di Jakarta, Taman Hutan Raya Wanagama di Yogyakarta, dan Kebun Raya Bogor.

Siapa saja stakeholder yang terlibat dalam program hutan kota?

Pemerintah, masyarakat, akademisi, dan pihak swasta.

Tinggalkan komentar